Enterobacteriaceae Laktosa Fermenter
Disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi
II
DISUSUN
OLEH
ANDRI SAKTIAWAN
1111C1017
RISSA KHAERUNISA 1111C1029
SUSI
1111C10
SEKOLAH
TINGGI ANALIS BAKTI ASIH
BANDUNG
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Enterobacteriaceae Laktosa Fermenter“.
Makalah
ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mikrobiogi II. Penyusun
menyadari kekurangan-kekurangan dalam penyusunan makalah. Hal ini disebabkan
karena keterbatasan pengalaman dan kemampuan yang penyusun miliki.
Penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu atas
segala kekurangannya mohon maaf, kritik dan saran penyusun terima dalam rangka
lebih menyempurnakan kembali makalah yang penyusun bawakan.
Bandung, Desember
2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
.................................................................................................... 2
DAFTAR ISI
................................................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN
............................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang Masalah
.................................................................................... 4
1.2 Tujuan Penulisan
................................................................................................ 5
1.3 Rumusan Masalah
.............................................................................................. 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................... 6
2.1.Klasifiksi Enterobacteriace................................................................................. 6
2.2 Penggolongan Enterobacteriaceae .................................................................... 6
2.3 Pengantar Enterobacteriaceae laktosa
fermenter............................................... 7
2.4.Jenis Enterobacteriaceae laktosa
fermenter....................................................... 7
2.4.1
Pengenalan E.coli.......................................................................................... 7
2.4.2
Pengenalan Klebsiella pneumoniae.............................................................. 9
2.4.3
PengenalanEnterobacter
aerogenes ............................................................ 11
2.5 Identifikasi Enterobacteriaceae laktosa fermenter............................................ 13
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………... 15
DAFTAR
PUSTAKA
................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Enterobacteriaceae termasuk
dalam famili bakteri, sebagian besar lebih dikenal bersifat
patogen, seperti Salmonella dan Eschericia coli. Ilmu
genetika menempatkan Enterobacteriaceae di antara Proteobacteria ,
dan mereka memberikan perintah mereka sendiri (Enterobacteriales), meskipun hal
ini kadang-kadang diambil untuk memasukkan beberapa sampel lingkungan
terkait. Enterobacteriaceae adalah kuman yang hidup diusus besar manusia
dan hewan, tanah, air dan dapat pula ditemukan pada komposisi material.
Sebagian kuman enterik ini tidak menimbulkan penyakit pada host (tuan rumah)
bila kuman tetap berada di dalarn usus besar, tetapi pada keadaan-keadaan
dimana terjadi perubahan pada host atau bila ada kesempatan memasuki bagian
tubuh yang lain, banyak diantara kuman ini mampu menimbulkan penyakit pada tiap
jaringan tubuh manusia. Organisme-organisme di dalam famili ini pada
kenyataannya mempunyai peranan penting di dalam infeksi nosokomial misalnya
sebagai penyebab infeksi saluran kemih, infeksi pada luka, dan infeksi lainnya.
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom
: Bakteri
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Gammaproteobacteria
Ordo
:
Enterobacteriales
Famili
:
Enterobacteriaceae
Anggota
Enterobacteriaceae yang bentuk batang, dan biasanya memiliki panjang 1-5
pM. Seperti Proteobacteria lain mereka bersifat Gram negatif, anaerob
fakultatif , dapat memfermentasi gula untuk menghasilkan asam
laktat dan berbagai produk akhir lainnya. Kebanyakan juga dapat mengubah
nitrat menjadi nitrit, walaupun ada pengecualian (misalnya Phoptorhadus ). Apabila
Enterobacteriaceae diuji dengan tes katalase maka hasilnya positif, hal
tersebut menunjukkan bahwa Enterobacteriaceae mengandung enzim katalase. Namum
apabila diuji dengan tes oksidase, maka hasilnya negatif. Kebanyakan
memiliki banyak flagel digunakan untuk bergerak, tetapi ada juga beberapa
kelompok yang non-motil. Enterobacteriaceae merupakan bakteri non-spora
dan membentuk reaksi katalase bervariasi antara Enterobacteriaceae.
Sebagian besar strainnya memiliki fimbria adhesif. Dalam pertumbuhannya,
Enterobacteriaceae kurang atau sedikit memerlukan NaCl.
Banyak
anggota famili ini adalah bagian normal dari flora usus ditemukan dalam
usus manusia dan hewan lainnya, sementara yang lain ditemukan dalam air
atau tanah, atauparasit pada berbagai hewan dan tumbuhan yang
berbeda. Eschericia coli, lebih dikenal sebagai E.coli, adalah
salah satu model organisme yang paling penting , serta genetika dan
biokimia telah banyak dipelajari.
Kebanyakan anggota Enterobacteriaceae memiliki
fimbriae peritrik Tipe I berkaitan dalam adhesi sel bakteri untuk host mereka.
Sering dijumpai pada permukaan eksternal atau internal dari tubuh sebagai
infeksi opurtunistik terutama sesudah prosedur invasif seperti pembedahan dan
kateterisasi.
1.2 Tujuan
·
Mengetahui klasfiikasi
Etnterobacteriaceae
·
Mengetahui
penggolongan Enterobacteriaceae
·
Mengetahui
jenis-jenis Enterobacteriaceae Laktosa Fermenter
·
Mengetahui cara
identifikasi Enterobacteriaceae Laktosa Fermenter
1.3 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas maka dapat dirumuskan permasaalhannya sebagai berikut:
·
Apa klsifikasi
dan jenis-jenis dari Enterobacteriaceae
Laktosa Frmenter
·
Bagaimana cara meneliti
bakteri Enterobacteriaceae Laktosa
Fermenter pada bahan pemeriksaan.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Klasifikasi Enterobacteriaceae
Pengantar Enterobacteriaceae adalah
kelompok besar, heterogen batang gram negatif yang alami habitat adalah saluran usus manusia dan hewan.
Keluarga mencakup banyak genera (coli,Shigella, Salmonella,
Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Proteus, dan lain-lain).Beberapa organisme
enterik, misalnya, Escherichia coli, adalah bagian dari flora normal dan
kebetulanmenyebabkan penyakit, sementara
yang lain, yang salmonella dan shigellae, secara teratur patogen
bagi manusia.
2.2
Penggolongan Enterobacteriaceae
Berdasarkan sifat fermentsinya, Enterobacteriacea digolongkan menjadi 2
kelompok yaitu:
1.
Enterobactericaceae
Laktosa Fermenter
2.
Enterobacteriaceae
Non Laktosa Fermenter
Laktosa
digunakan sebagai sumber karbohidrat dalam proses pertumbuhannya. Media selekif
yang digunakan untuk membedakan bakteri ini adalah media Mac Concey Agar. Pada
media Media MacConkey Agar membedakan bakteri yang
memfermentasi laktosa, (berkoloni merah muda) dengan yang nonfermentasi (tidak
berwarna). NaCl yang terkandung dpt menghambat koloni bakteri proteus. Koloni
salmonella halus dan tak berwarna. Mempunyai keistimewaan memilah bakteri
enteric gram negatif yang memfermentasi lak-tosa, karena media ini mengandung
laktosa, crystal violet dan neutral red bile salt. Kemampuan E. coli
memfermentasi laktosa menyebabkan penurunan pH, sehingga mempermudah absorpsi
neutral red untuk mengubah koloni menjadi merah bata. Koloni lain (S. aureus;
P. aeruginosa dan Salmonella), bila tumbuh tidak akan berwarna karena tidak
mampu memfermentasi laktosa. Mikroba lain yang dapat tumbuh pada media ini
antara lain Enterobacter;Proteus; Salmonella; Shigella, Aerobacter;
Enterococcus.
2.3 Pengantar
Enterobacteriaceae Laktosa Fermenter
Bakteri
yang memfermentasi laktosa pada media MC (Mac-Concey) setelah di inkubasi 37C selama 24 jam. Akan
terbentuk koloni berwarna merah jambu menyala (warna
lebih menyolok dari pada warna aslinya
karena dapat mengubah warna indikato Neutral Red pada media MC.
Bakteri bisa menfermentasi laktosa secara cepet karena terdapat enzim Beta Galaktosidase dan enzim Perniase.
2.4 Jenis
Enterobacteriaceae Laktosa Fermenter
Jenis-jenis Enterobacteriaceae Laktosa Fermenter diantaraya adalah:
Ø E.coli
Ø Klebsiella pneumoniae
Ø Enterobacter
2.4.1 Pengenalan E. Coli
Escherichia coli merupakan
bakteri Gram negatif berbentuk batang pendek yang memiliki panjang sekitar 2
μm, diameter 0,7 μm, lebar 0,4-0,7μm dan bersifat anaerob fakultatif. E. coli membentuk koloni yang bundar,
cembung, dan halus dengan tepi yang nyata.
(Smith-Keary, 1988 ; Jawetz et al., 1995).
E.
coli dapat dilihat pada gambar 1
Gambar
1. E. Coli (Smith-Keary,1988)
Domain:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
E. coli
|
·
patogenesis
E. coli menjadi
patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan
meningkat atau berada di luar usus. E. coli menghasilkan
enterotoksin yang
menyebabkan beberapa kasus diare. E. coli berasosiasi dengan
enteropatogenik
menghasilkan enterotoksin pada sel epitel (jawetz et al., 1995).
Manifestasi klinik infeksi oleh E. coli bergantung
pada tempat infeksi dan
tidak dapat dibedakan dengan gejala infeksi yang disebabkan oleh bakteri
lain
(jawetz et al., 1995). Penyakit yang disebabkan oleh E. coli yaitu
:
1.
Infeksi saluran
kemih
2.
Diare
3.
Sepsis
4.
Meningitis
·
Pengobatan
Infeksi oleh E. coli dapat diobati menggunakan
sulfonamida, ampisilin, sefalosporin, kloramfenikol, tetrasiklin dan
aminoglikosida. Aminoglikosida kurang baik diserap oleh gastrointestinal, dan
mempunyai efek beracun pada ginjal. Jenis antibiotik yang paling sering digunakan
adalah ampisilin.Ampisilin adalah asam organik yang terdiri dari satu inti
siklik dengan
satu rantai samping. Inti siklik terdiri dari cincin
tiazolidin dan cincin betalaktam,sedangkan rantai sampingnya merupakan gugus
amino bebas yang mengikat satuatom H (Ganiswarna, 1995).
2.4.2 Pengenalan Klebsiella pneumonia
Hans Christian Gram seorang Ilmuwan
berkebangsaan Denmark yang hidup pada tahun 1853 – 1938. Untuk pertama kali
beliau berhasil memperkenalkan cara pewarnaan bakteri secara gram,dan berhasil
mengamati Klebsiella pneumonia dan Streptococcus pneumonia pada tahun 1884.
Kemudian bakteri tersebut berhasil di identifikasi oleh seorang ahli Bakteriologi berkebangsaan jerman bernama Edwin Klebs, yang hidup pada tahun ( 1831 –
1913 ) yang kemudian memperkenalkan Bakteri ini,dan diberi nama Klebsiella
sesuai namanya.
·
Morfologi
Berbentuk
batang pendek,Gram negatif,bersifat Aerob fakultatif, bakteri ini berukuran 0,5
– 1,5 µ x 1 – 2 µ, tidak mampu berbentuk spora, tidak dapat bergerak dengan bebas
dan mempunyai kapsul yang tersusun dari Polisakarida sehingga dengan
mudah dapat mengikat lipoprotein untuk membetuk Lipopolisakarida yang berfungsi
sebagai Patogenitas bakteri ini. Kadang-kadang bakteri ini mempunyai susunan
berpasangan seperti pneumococcus.
·
Sifat Pertumbuhan
Coliform ini
dapat tumbuh subur dan cepat pada media sederhana, aerobic dan anaerobic
fakultatif, dapat memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam (6 –
7,8) dan gas pada pengeraman 37oC selama 24-48 jam. Spesies yang termasuk
golongan Coliform antara lain Escherichia coli, Enterobacter aerogenes, dan
Klebsiella pneumonia.
·
Klasifikasi
ü Kingdom :
Bakteria
ü Phylum
: Proteobakteria
ü Class
: Gama Proteobakteria
ü Ordo
: Enterobakteriales
ü Familly
: Enterobakteriaceae
ü Genus
: Klebsiella
ü Spesies
: Klebsiella pneumonia
·
. Patogenesis dan Patologi
Anggota genus Klebsiella biasanya
mengekspresikan 2 jenis antigen pada permukaan sel mereka. Yang pertama adalah
lipopolisakarida (O antigen), yang lain adalah polisakarida kapsul (K antigen).
Kedua antigen ini berkontribusi pada patogenisitas. Tentang 77 K antigen dan 9
O antigen ada. Variabilitas struktur antigen ini membentuk dasar untuk
klasifikasi dalam berbagai serotipe. Virulensi dari semua serotipe tampaknya
serupa.
Lobar pneumonia berbeda dari pneumonia lain dalam hal itu dikaitkan dengan perubahan destruktif di paru-paru. Ini adalah penyakit yang sangat berat dengan onset yang cepat dan hasil yang sering fatal meskipun pengobatan antimikroba dini dan tepat.
Pasien biasanya hadir dengan onset akut demam tinggi dan menggigil, gejala seperti flu, dan batuk produktif dengan sputum banyak, tebal, ulet, dan darah-biruan kadang-kadang disebut dahak jeli kismis.Sebuah kecenderungan meningkat ada ke arah pembentukan abses, kavitasi, empiema, dan adhesi pleura.
Kebanyakan penyakit paru disebabkan oleh K.pneumoniae dalam bentuk bronkopneumonia atau bronkitis. Infeksi ini biasanya didapat di rumah sakit dan memiliki presentasi yang lebih halus.
Patogenesis pneumonia nosokomial pada prinsipnya sama dengan pneumonia komuniti. Pneumonia terjadi apabila mikroba masuk ke saluran napas bagian bawah. Ada empat rute masuknya mikroba tersebut ke dalam saluran napas bagian bawah yaitu :
1. Aspirasi, merupakan rute terbanyak pada kasus-kasus tertentu seperti kasus neurologis dan usia lanjut
2. Inhalasi, misalnya kontaminasi pada alat-alat bantu napas yang digunakan pasien
3. Hematogenik
4. Penyebaran langsung
Lobar pneumonia berbeda dari pneumonia lain dalam hal itu dikaitkan dengan perubahan destruktif di paru-paru. Ini adalah penyakit yang sangat berat dengan onset yang cepat dan hasil yang sering fatal meskipun pengobatan antimikroba dini dan tepat.
Pasien biasanya hadir dengan onset akut demam tinggi dan menggigil, gejala seperti flu, dan batuk produktif dengan sputum banyak, tebal, ulet, dan darah-biruan kadang-kadang disebut dahak jeli kismis.Sebuah kecenderungan meningkat ada ke arah pembentukan abses, kavitasi, empiema, dan adhesi pleura.
Kebanyakan penyakit paru disebabkan oleh K.pneumoniae dalam bentuk bronkopneumonia atau bronkitis. Infeksi ini biasanya didapat di rumah sakit dan memiliki presentasi yang lebih halus.
Patogenesis pneumonia nosokomial pada prinsipnya sama dengan pneumonia komuniti. Pneumonia terjadi apabila mikroba masuk ke saluran napas bagian bawah. Ada empat rute masuknya mikroba tersebut ke dalam saluran napas bagian bawah yaitu :
1. Aspirasi, merupakan rute terbanyak pada kasus-kasus tertentu seperti kasus neurologis dan usia lanjut
2. Inhalasi, misalnya kontaminasi pada alat-alat bantu napas yang digunakan pasien
3. Hematogenik
4. Penyebaran langsung
·
Klinis
Pada umumnya, gejala-gejala penyakit
yang ditimbulkan oleh bakteri golongan Klebsiellae adalah sama. Akan tetapi,
setiap penyakit berdasarkan jenis spesies Klebsiella-nya masing-masing punya
ciri khas.
Klebsiella pneumoniae yang menyebabkan penyakit paru-paru memberikan penampakan berupa pembengkakan paru-paru sehingga lobus kiri dan kanan paru-paru menjadi tidak sama; demam (panas-dingin); batuk-batuk (bronkhitis); penebalan dinding mukosa; dan dahak berdarah. Sedangkan, Klebsiella rhinoscleromatis dan Klebsiella ozaenae yang menyebabkan rinoschleroma dan ozaena memberikan gejala pembentukan granul (bintik-bintik), gangguan hidung, benjolan-benjolan di rongga pernapasan (terutama hidung), sakit kepala, serta ingus hijau dan berbau.
Klebsiella pneumoniae yang menyebabkan penyakit paru-paru memberikan penampakan berupa pembengkakan paru-paru sehingga lobus kiri dan kanan paru-paru menjadi tidak sama; demam (panas-dingin); batuk-batuk (bronkhitis); penebalan dinding mukosa; dan dahak berdarah. Sedangkan, Klebsiella rhinoscleromatis dan Klebsiella ozaenae yang menyebabkan rinoschleroma dan ozaena memberikan gejala pembentukan granul (bintik-bintik), gangguan hidung, benjolan-benjolan di rongga pernapasan (terutama hidung), sakit kepala, serta ingus hijau dan berbau.
·
Pengobatan
Pengobatan tergantung pada sistem
organ yang terlibat. Secara umum, terapi awal pasien dengan bakteremia mungkin
adalah empiris.. Pemilihan agen antimikroba spesifik tergantung pada pola-pola
kerentanan setempat.. Setelah bakteremia dikonfirmasi pengobatan dapat
dimodifikasi.
Pengobatan dengan aktivitas intrinsik yang tinggi terhadap K pneumoniae harus dipilih untuk pasien sakit parah. Contoh obat tersebut termasuk sefalosporin generasi ketiga (misalnya, cefotaxime, ceftriaxone), carbapene dengan nama genaeriknya( imipenem / cilastatin), aminoglikosida (misalnya, gentamisin, amikasin), dan kuinolon.Obat-obat ini dapat digunakan sebagai monoterapi atau terapi kombinasi. Beberapa ahli menyarankan menggunakan kombinasi dari aminoglikosida dan sefalosporin generasi ketiga sebagai pengobatan. Lainnya tidak setuju dan merekomendasikan monoterapi. Aztreonam dapat digunakan pada pasien yang alergi terhadap antibiotik beta-laktam. Kuinolon juga pilihan pengobatan yang efektif untuk rentan isolat pada pasien, baik alergi carbapenem atau alergi beta-laktam.
Pengobatan dengan aktivitas intrinsik yang tinggi terhadap K pneumoniae harus dipilih untuk pasien sakit parah. Contoh obat tersebut termasuk sefalosporin generasi ketiga (misalnya, cefotaxime, ceftriaxone), carbapene dengan nama genaeriknya( imipenem / cilastatin), aminoglikosida (misalnya, gentamisin, amikasin), dan kuinolon.Obat-obat ini dapat digunakan sebagai monoterapi atau terapi kombinasi. Beberapa ahli menyarankan menggunakan kombinasi dari aminoglikosida dan sefalosporin generasi ketiga sebagai pengobatan. Lainnya tidak setuju dan merekomendasikan monoterapi. Aztreonam dapat digunakan pada pasien yang alergi terhadap antibiotik beta-laktam. Kuinolon juga pilihan pengobatan yang efektif untuk rentan isolat pada pasien, baik alergi carbapenem atau alergi beta-laktam.
2.4.3
Pengenalan Enterobacter
aerogenes
Enterobacter
aerogenes adalah Gram negatif ,oksidase negatif, katalase positif,
sitrat positif, indol negtif, berbentuk batang negatif . E.
aerogenes adalah nosokomial dan bakteri patogen yang
menyebabkan infeksi oportunistiktermasuk
sebagian besar jenis infeksi. Mayoritas adalah yang paling sensitif
terhadap antibiotik yang dirancang untuk kelas bakteri, tapi
ini rumit oleh mekanisme diinduksi perlawanan mereka, terutama laktamase yang
berarti bahwa mereka dengan cepat menjadi resisten terhadap antibiotik standar
selama pengobatan, membutuhkan perubahan antibiotik untuk menghindari
memburuknyasepsis .
Kerajaan:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
|
Order:
|
|
Keluarga:
|
|
Genus:
|
Beberapa
infeksi yang disebabkan oleh E. aerogenes hasil
spesifik antibiotik perawatan, kateter vena insersi,
dan / atau prosedur bedah. E. aerogenes umumnya
ditemukan di manusia saluran pencernaan dan
umumnya tidak menyebabkan penyakit pada orang sehat. Telah ditemukan hidup
di berbagai limbah, kimia higienis, dan tanah. Bakteri ini juga memiliki
beberapa signifikansi komersial - gas hidrogen yang dihasilkan selama proses
fermentasi telah bereksperimen dengan menggunakan molase sebagai
substrat.
2.5 Identifikasi
Enterobacteriaceae Laktosa Fermenter
Bahan Pemeriksaan: Feses,
Urin, LCS dan Darah
Langsung Tidak
Langsung
Penampakan: isolasi
pada media MC
Gram (-)
batang untuk
membedakan
laktosa
fermenter dengan
non laktosa fermenter
uji
biokimia:
ü Indol
ü Metal red
ü Voges Proskauer
ü Simo sitrat
Uji serologi (menggunakan antisera)
Untuk membedakan E.coli dengan
Enterobacter/Klebsiella:
· IMViC tests of
Escherichia coli
- Indole: Positive
- Methyl-Red: Positive
- Voges-Proskauer test: Negative
- Citrate test: Negative
· IMViC tests of
Enterobacter aerogenes
- Indole: Negative
- Methyl-Red: Negative
- Voges-Proskauer test: Positive
- Citrate test: Positive
BAB III
KESIMPULAN
Pengantar Enterobacteriaceae adalah
kelompok besar, heterogen batang gram negatif yang alamihabitat adalah saluran usus manusia dan hewan.
Enterobacteriaceae
dibagi
menjadi dua golongan yaitu Enterobacteriaceae laktosa fermenter dan
Enterobacteriaceae non laktosa fermenter.Bakteri yang termsuk kedalam golongan
laktosa fermenter diantaranya yaitu E.coli,
Klebsiella Pnemoniae, dan Enterobacter
aerogenes.
Enterobacteriaceae
laktosa fermenter adalah bakteri yang
memfermentasi laktosa pada media MC (Mac-Concey) setelah di inkubasi 37C selama 24 jam. Akan
terbentuk koloni berwarna merah jambu menyala (warna
lebih menyolok dari pada warna aslinya
karena dapat mengubah warna indikato Neutral Red pada media MC.
Bakteri bisa menfermentasi laktosa secara cepet karena terdapat enzim Beta Galaktosidase dan enzim Perniase.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar